Aku beserta 8 orang teman sekampus
melakukan perjalanan menuju kawasan Gunung Bromo di Jawa Timur. Dan dari
semuanya itu cuma aku yang pernah ke Bromo sebanyak 3 kali dan ini adalah
perjalananku ke Bromo yang ke-4. Perjalananku yang pertama, kedua, dan ketiga
ke Bromo tidak terlalu membekas di hati dan bagiku biasa-biasa saja. Namun,
perjalanan kali ini menurutku yang paling spesial karena adanya kejadian tak
terduga dan tak terlupakan yang kami alami bersama. Berikut merupakan beberapa
momen yang kami alami di kawasan Bromo.
Hujan
yang cukup deras
Pada tanggal 1 Februari pukul 21.40
kami berangkat dari Yogyakarta menuju Bromo. Secara umum rute perjalanan yang
kami tempuh sebagai berikut : Yogyakarta-Surabaya-Malang-Pasar Tumpang-Desa
Ngadas-Jemplang-Bromo. Pada pukul 12.00 kami tiba di Jemplang. Dari Jemplang menuju
Bromo kami memilih jalan kaki agar dapat menikmati sepuasnya pemandangan berupa
bukit teletubis, padang rumput savana, padang pasir, dll.
Gambar
1: Perjalanan melewati bukit teletubis dan padang rumput yang luas
Cuaca saat itu sedang mendung
ditambah kabut yang menyelimuti perjalanan kami, sehingga suasananya seperti di
sore hari. Setelah berjalan beberapa kilometer tiba-tiba hujan yang cukup deras
mengguyur kami, tapi alhamdulillah ada jas hujan dan semua kami memakainya agar
barang bawaan tidak basah. Satupun teman-temanku tidak ada yang mengeluhkan
perjalanan ini terutama yang cewek-cewek. Aku salut sama mereka. Mereka lebih
banyak diam bersabar dan tetap melanjutkan perjalanan. Mungkin masing-masing
dari mereka berfikir bahwa karena kita sudah berada di tengah perjalanan, dan
jika kembali toh juga pasti akan menempuh perjalanan yang sangat jauh. Jadi
tidak ada pilihan lain selain tetap semangat dalam melangkahkan kaki ini
walaupun dalam kondisi hujan. Pada akhirnya, kami tiba di kawasan padang pasir
dan istirahat sebentar untuk mengumpulkan energi.
Makan
di padang pasir
Ketika berada di padang pasir, hujan
yang mengguyur kami makin lama makin mulai reda. Sekitar pukul 15.30 kami
merasa lapar karena semenjak dari Jemplang perut kami belum diisi. Akhirnya
Nasi bungkus yang dibeli di Pasar Tumpang dikeluarkan semua dimakan bareng. Ini
dia fotonya, wakakaka…... Menurutku ini adalah momen yang paling berkesan
sepanjang kami melakukan perjalanan. Bagiku ini adalah saat dimana kebersamaan
itu begitu terasa. Tidak ada satu pun kekecewaan, malahan semua tersenyum dan
saling mentertawakan satu sama lain karena wajah semuanya tiba-tiba terlihat
lucu di suasana seperti ini. Aku pun merasa lebih dekat dengan teman-teman
semuanya. Tidak pernah sebelumnya aku alami saat-saat bersama seperti ini.
Trims ya Rabb atas suasana ini…
Gambar
3 : Suasana makan bareng di padang pasir yang tak terlupakan
Dikejar
anjing (kejadian tak terduga)
Setelah makan bareng, kemudian kami
melanjutkan perjalanan melewati daratan berpasir yang berbukit-bukit. Kami
beruntung pasirnya menjadi basah setelah diguyur hujan, sehingga saat melewati
jalan yang berbukit pasirnya tidak mudah longsor.
Setelah melewati jalan yang
berbukit-bukit tiba-tiba terdapat 4 ekor anjing dari jarak yang cukup jauh
berlari sambil menggonggong kearah kami. Awalnya kami tidak merasa takut, namun
salah satu dari kami mengatakan bahwa anjing itu adalah anjing gurun pasir yang
mirip serigala dan yang sewaktu-waktu jika lapar akan memburu daging manusia.
Mendengar penuturan tersebut, sebagian dari kami merasa takut dan memilih jalan
lain. Ketika menempuh jalan yang lain, eh..ternyata anjingnya masih mengikuti
kami. Aku berpikiran bahwa jangan-jangan memang betul itu adalah anjing gurun
seperti yang dikatakan temanku tadi. Tapi aku langsung membuang jauh-jauh pikiran
itu dan tidak terlalu memperdulikannya dan terus berjalan menjauhi sekelompok
dogy tersebut sampai akhirnya mereka tidak lagi mengikuti kami.
Alhamdulillah….. Selanjutnya kami berhenti beberapa menit dan mendirikan shalat
karena sepanjang perjalanan jemplang-bromo kami belum sholat Dhuhur dan Ashar.
Selesai shalat, kami lanjutkan
perjalanan menuju Gunung Bromo dan mendirikan tenda disana.
Menikmati suasana Sunrise
Satu hal yang juga mengesankan
ketika seseorang berada di gunung adalah momen sunrise. Di perjalananku
sebelumnya ke Bromo, aku tidak sempat melihat sunrise. Namun kali ini tidak
boleh sampai ketinggalan. Agar tidak melewatkan momen tersebut, sampai-sampai
aku dan teman-teman rela bangun pada pukul 02.00. Walaupun pada jam tersebut
suhunya sangat dingin dan keadaan masih gelap, kawasan Bromo sudah terlihat
ramai oleh orang-orang yang sedang melakukan perjalanan menuju puncak gunung
Bromo untuk melihat sunrise.
Foto bersama
Sedang mencari paket wisata gunung bromo. kami menyediakan paket wisata bromo gratis dokumentasi drone
ReplyDelete